Bawang merah merupakan salah satu bumbu masakan Indonesia. Bawang ini sangat cocok digunakan untuk berbagai jenis masakan. Aromanya yang semerbak dan khas dapat menambah cita rasa masakan.
Selain itu, bawang merah juga memiliki beragam manfaat yang baik bagi tubuh. Apa saja manfaatnya? Apa ragam jenisnya yang ada di Indonesia? Yuk, simak penjelasan mengenai serba-serbi bawang merah di bawah ini.
Bawang merah yang bernama ilmiah Allium cepa L. ini adalah tanaman umum yang menjadi bumbu masakan dalam ragam masakan Asia terkhusus Indonesia. Bagian umbinya adalah bagian yang paling banyak dimanfaatkan. Meskipun dalam beberapa tradisi kuliner menggunakan daun bawang serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap.
Tanaman ini berbentuk seperti rumput, berbatang pendek, dan berakar serabut sehingga mudah dikenali. Batang daun berongga seperti pipa dan pangkal daunnya akan berubah menjadi umbi lapis. Â
Di Indonesia, terdapat dua jenis bawang merah yang cukup terkenal, yaitu brambang (Allium Ascalonicum) dan bawang merah besar (Allium Cepa L). Brambang umumnya berumbi kecil serta rasanya pedas karena tingginya kandungan minyak eteris. Adapun varietas dari jenis ini adalah bawang Brebes, Cirebon, Ampenan, Keling, Maja Cipanas, dan Sumenep.Â
Sedangkan bombai merah, memiliki umbi yang cukup besar dengan diameter 5-8 cm. Rasanya tidak pedas, cenderung manis. Jenis ini kurang diminati di Indonesia dikarenakan tidak memberikan efek lezat pada masakan. Adapun varietas dari jenis ini adalah red cricole, yellow grano, dan cairo.
Kandungan nutrisi tanaman ini meliputi:
Berikut ini beragam manfaatnya untuk menjaga kesehatan tubuh, yaitu:
Senyawa sulfur organik dan antioksidannya secara ilmiah dapat membantu mencegah penggumpalan darah dan penumpukan kolesterol jahat sehingga tubuh akan terhindar risiko penyakit jantung.Â
Kandungan antioksidannya dapat membantu menurunkan gula darah. Selain itu, bisa meningkatkan kadar insulin dalam tubuh sehingga baik untuk penderita diabetes tipe-2.Â
Kandungan antioksidannya yang cukup tinggi dapat membantu tubuh melawan beragam dampak buruk radikal bebas sehingga tubuh dapat terhindar dari beragam penyakit berbahaya seperti kanker.Â
Mengonsumsi tanaman ini juga bisa membantu menurunkan kadar asam urat dan kreatinin. Karenanya, kinerja ginjal menjadi lebih baik.
Bawang merah mengandung antioksidan kuersetin yang dapat membantu tubuh melawan tubuh dari serangan alergi membahayakan.
Secara alami, brambang dapat tumbuh di iklim yang cenderung kering dan bersuhu panas. Sedangkan bawang bombai merah lebih suka tumbuh di iklim yang basah. Jenis bawang ini cocok ditanam di daerah dataran tinggi berhawa sejuk.Â
Adapun pedoman budi dayanya adalah sebagai berikut.
Gunakan bibit umbi bawang merah yang tua dengan ciri berukuran sedang, sehat, keras, dan permukaan kulit luar licin. Bibit yang terlalu kecil hasilnya sedikit, sedangkan yang besar harganya terlalu mahal.Â
Tanah dicangkul dengan kedalaman 20 cm, buat bedengan selebar 120 – 175 cm, tinggi 25 – 30 cm, dan buatlah saluran drainase dengan lebar 40 – 50 cm dan kedalaman 50 – 60 cm.
Jika PH tanah kurang dari 5.6, gunakan kapur kaptan atau dolomit minimal dua minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha.
Umbi bibit tanaman bawang merah ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 15 cm dan dimasukkan ke dalam lubang. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena bisa mengalami pembusukan.
Lakukan penyiraman sesuai dengan umur tanaman: umur 0-10 hari, 2 kali per hari (pagi dan sore) umur 11-35 hari, 1 kali per hari (pagi hari) umur 36-50 hari, 1 kali per hari (pagi/sore hari).
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 hari dengan membuang gulma yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Lakukan pemotongan ujung daun tanaman jika mengalami kerusakan.
Segera buang tanaman yang mati atau terkena penyakit agar produksi tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.
Pupuk dasar diberikan satu minggu sebelum tanam yaitu 15-20 ton/ha, pupuk kandang 5-10 ton/ha kompos matang ditambah 200 kg/ha. Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam.
Setelah berumur 70-80 hari, bawang bisa dipanen dengan ciri 60% leher batang lunak, tanaman roboh, dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat tanah kering dan musim kemarau untuk menghindari serangan penyakit busuk umbi.Â
Pascapanen, ikat bawang pada batangnya. Lalu jemur hingga kering (1-2 minggu) di bawah sinar matahari langsung.
Per tanggal 17 Oktober 2022, harga-harga kebutuhan pangan masih terpantau stabil. Bahkan, harga bawang merah juga mengalami penurunan. Dari harga awal berkisar Rp30.000,-/kg, kini berada menjadi Rp23.000,–Rp25.000,-/kg. Penurunan harga ini merujuk pada aturan pemerintah untuk mengeluarkan harga acuan di tingkat produsen. Sehingga, pasokan dan stabilitas pangan nasional tetap terjaga.Â
Nah, Eksporior, itulah pembahasan lengkap tentang bawang merah, komoditas unggulan dalam negeri yang turut memberikan rasa nikmat dalam ekonomi bangsa!