Furniture merupakan barang yang tak bisa dipisahkan dari interior dan eksterior sebuah bangunan. Selain mempunyai fungsi yang sangat penting untuk penyimpanan barang lain, furnitur juga mampu membuat tampilan sebuah ruangan menjadi lebih indah karena nilai estetikanya yang sangat tinggi.
Nah, bagi kamu yang ingin mempelajari seluk-beluk dunia furnitur hingga potensi bisnisnya yang selalu bersinar, yuk, simak uraiannya di bawah ini.
Secara segi bahasa, furniture atau mebel mempunyai arti sebagai perabotan rumah tangga. Mebel biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan sesuatu seperti lemari, rak, laci, dan sebagainya. Perabotan satu ini juga bisa digunakan sebagai wadah atau tempat, contohnya meja, kursi, dan ranjang. Melihat manfaatnya yang sangat besar, tak heran jika mebel merupakan sebuah usaha yang tak akan pernah mati. Berbagai kalangan masyarakat, baik dalam dan luar negeri membutuhkan perabotan satu ini.
Furnitur sudah dibuat pada zaman prasejarah, tepatnya ia terbuat dari batu besar. Di abad ke-8 SM, tepatnya di Turki, furnitur sudah terbuat dari potongan kayu dengan bentuk yang sangat sederhana. Namun, di era Mesir kuno, pembuatan furnitur sudah sangat maju. Raja-raja di zaman Mesir kuno banyak yang menggunakan kursi, meja, hingga tempat tidur yang sudah berlapis emas dan berhiaskan batu mulia.
Seiring dengan perkembangannya, furnitur di kawasan Asia memiliki desain yang sangat berbeda dengan yang dikembangkan di negara-negara barat. Mebel dari kawasan Asia memiliki ciri yang sangat khas dan kaya akan nilai-nilai kebudayaan. Seperti contoh ada furnitur dari Jepara yang terbuat dari kayu jati dengan ciri yang sangat khasnya yang membedakannya dengan daerah lain di Indonesia.
Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan, berikut ini adalah empat fungsi lainnya yang wajib untuk diketahui.
Walaupun memiliki banyak fungsinya, pastikan kamu mampu mempertimbangkan secara matang desain dari mebel yang akan kamu beli. Jika tidak mempertimbangkannya akan membuat ruangan tampak suram dan tidak menarik. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan ruangan yang dimiliki.
Berdasarkan jenis dan fungsinya, furnitur terbagi ke dalam empat jenis, yakni:
Knocdown merupakan jenis yang bisa dibongkar dan pasang dengan cara yang mudah. Jenis ini sangat cocok buat orang-orang yang sering berpindah tempat tinggal. Namun, kita masih membutuhkan tenaga tukang untuk melakukan bongkar muat, terutama jika ukurannya sangat besar.
Jenis ini sudah dibentuk dalam bentukan yang utuh, tidak bisa dibongkar pasang atau dilipat. Umumnya memiliki ukuran yang besar sehingga diperlukan kecermatan untuk menyesuaikan dengan ukuran dan kapasitas ruangan. Contoh dari jenis free standing adalah sofa, ranjang, rak buku, lemari pakaian, dan meja rias.
Jenis mobile memiliki ciri yang sangat khas, yaitu memiliki roda yang memudahkannya untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Kelemahan dari jenis ini ialah cepat rusak karena rodanya yang terkadang tidak mampu menopang berat furnitur. Contoh dari jenis ini salah satunya adalah meja TV.
Jenis ini merupakan jenis yang bisa dikembangkan dari bentuk kecil menjadi besar sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Contoh dari jenis ini adalah sofa, kasur angin, bean bag, dan sebagainya.
Jenis ini merupakan yang memiliki tingkat paling rumit dibandingkan yang lainnya. Dibutuhkan keterampilan profesional dalam membuat jenis ini. Furnitur jenis ini langsung menempel di rumah dan tak bisa dibongkar pasang seperti jenis lainnya.
Walaupun saat ini dunia terutama Amerika dan Eropa sedang terkena dampak resesi, namun nyatanya potensi ekspor furniture tidak terlalu berdampak. Menurut proyeksi pemerintah, di tahun 2023 pertumbuhannya akan naik sebanyak 6% mencapai US$3,35 miliar. Hingga saat ini Amerika merupakan pasar utama furnitur dengan nilai ekspor sebesar 28,6 triliun di tahun 2021. Namun, terdapat angin segar bahwa saat ini Indonesia memperoleh peluang yang cukup tinggi dari pasar di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara, hingga Asia Selatan.
Adapun negara-negara lain yang menjadi pelanggan utama furnitur dari Indonesia adalah Belanda dengan nilai US$125,17 juta, Jerman dengan nilai US$96,51 juta, Belgia US$89,91 juta, Inggris US$77,63, Prancis US$60,62 juta, Spanyol US$30,18 juta. Adapun pasar lainnya ada negara Jepang, Korea, Cina.
Kini, untuk semakin meningkatkan performa para pelaku usaha mebel, pemerintah terus memberdayakan dan memberikan bantuan para pengrajin agar mereka semakin mampu membuat mebel dengan kualitas yang unggul kualitas ekspor.