Eksporior, apakah kamu mengenal ikan sidat? Bagi masyarakat Indonesia, eksistensi ikan jenis ini kurang begitu terkenal. Namun, di Jepang, ikan ini menjadi primadona karena rasanya yang nikmat dan kandungan nutrisinya yang sangat tinggi. Â
Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui lebih dalam tentang ikan sidat ini hingga potensi ekspornya, berikut akan dibahas secara lengkap. Jangan sampai kamu melewatkan informasinya, ya!
Ikan sidat yang bernama Latin Anguilla spp., merupakan jenis ikan yang sekilas tampilannya hampir mirip dengan ikan belut. Sidat memiliki keunikan dalam cara hidupnya, yaitu mendiami beberapa kondisi perairan seperti perairan tawar, esturasi, hingga perairan laut. Â
Karena bentuk tubuhnya, sidat sering dikira belut oleh banyak masyarakat. Padahal, secara morfologi, tubuhnya berbeda dengan belut. Sidat dapat tumbuh antara 90 cm hingga 150 cm dengan tubuh ramping sedikit bulat memanjang.
Diameter tubuhnya dapat mencapai 7,5 cm, dan bobot dewasa hingga 3 kg. Ikan ini memiliki sirip dada yang hampir menyerupai telinga, dan mempunyai sirip punggung. Secara genus, terdapat 800 spesies yang sebagian besar hidup di perairan laut. Â
Agar kamu tidak mudah terkecoh membedakan sidat dengan belut, berikut ini ciri-ciri yang membedakan kedua ikan tersebut.
Sidat hidup di perairan yang jernih yang dinamis, sedangkan belut hidup di perairan yang berlumpur dan kawasan yang minim oksigen.
Belut memiliki tubuh yang memajang dengan mata yang kecil, dan seluruh tubuhnya dilapisi lendir. Sedangkan sidat masih memiliki sisik halus dan sirip.
Di Indonesia, belut hanya ada 3 jenis, yaitu belut sawah, belut rawa, dan belut laut yang tidak bisa hidup di luar habitat tersebut. Sedangkan terdapat 6 jenis sidatyang sudah teridentifikasi di perairan Indonesia. Â
Sidat dewasa hidup di perairan hulu sungai atau danau, kemudian akan pindah ke kawasan perairan laut untuk memijahkan anak-anaknya. Sedangkan belut adalah hewan berkelamin ganda yang akan berubah kelaminnya menjadi jantan ketika dewasa.
Sidat dapat hidup optimal di perairan dengan PH antara 5-7, sedangkan belut akan hidup dengan baik di tanah lumpur yang berhumus.
Secara keseluruhan, sidat terbagi menjadi 18 jenis yang hidup di dunia. Namun, di Indonesia terdapat 5 jenis, dan akan dijelaskan di bawah ini.Â
Jenis bicolor dan anguilla merupakan yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia. Warna dari ikan adalah cokelat kehitaman dengan sirip yang berada di punggung bagian belakang. Â
Jenis sidat ini banyak hidup pantai selatan Jawa hingga perairan yang memiliki air tawar. Ikan ini lebih suka hidup di antara celah-celah bebatuan yang berair jernih. Warna kulit ikan ini adalah coklat kemerahan.Â
Merupakan spesies ikan sidat yang paling sulit untuk dibudidayakan di Indonesia, karena siklus kawinnya yang rendah. Ikan ini memiliki ciri warna abu-abu dengan perut berwarna putih.
Jenis ini juga paling umum ditemukan di benua Amerika dengan warnanya yang khas yaitu putih terang. Panjang ikan ini hanya mencapai 125 cm. Â
Jenis ini juga umum ditemukan di perairan Eropa dengan ciri tubuh yang kecil dengan kepala yang lancip yang membedakan dengan jenis lainnya.
Selain memiliki rasa yang nikmat dan gurih, ikan sidat memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding ikan lainnya. Dalam 204 gram daging sidat, terdapat kandungan gizi seperti berikut ini.
Dan beragam kandungan makro serta mikro nutrisi lainnya.
Karena kandungan nutrisinya yang cukup tinggi, ikan ini memiliki beragam manfaat yang sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kandungan DHA dan EPA yang cukup tinggi dapat membantu perkembangan dan kesehatan otak, terutama pada anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Bagi orang dewasa, ini dapat membantu meningkatkan daya ingat.Â
Kandungan nutrisinya yang tinggi dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Kandungan Omega 3-nya dapat membantu melawan berbagai penyakit sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan panjang umur.Â
Omega 3 juga ikut membantu menyehatkan sistem kerja kardiovaskuler sehingga tubuh dapat terhindar dari bahaya penyakit jantung.Â
Kandungan vitamin A yang cukup tinggi dapat membantu menjaga kesehatan mata dengan melancarkan pembuluh darah di mata.
Sidat merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama di pasar global. Di pasaran lokal, harga ikan ini cukup fantastis, yaitu berkisar antara Rp160.000-Rp245.000 per kilo, yang terdiri dari 3-4 ekor ikan.
Indonesia merupakan produsen sidat terbesar kedua di dunia. Sepanjang tahun 2021, Indonesia telah mengekspor lebih dari 10.000 ton, sebagian besar untuk memenuhi permintaan dari Jepang.
Ikan ini banyak diekspor ke kawasan negara Asia Timur lainnya, seperti Korea, Hongkong, dan Cina. Kemudian, Singapura, Malaysia, Belanda juga merupakan negara-negara pelanggan tetap. Namun, menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, saat ini, populasi sidat kian berkurang karena eksploitasi yang berlebihan.
Nah, itulah pembahasan lengkap tentang ikan sidat yang saat ini masih menjadi primadona ekspor di pasar global. Jika kamu tertarik, kamu bisa membudidayakan ikan ini karena potensi ekspornya yang sangat tinggi hingga kini.