Eksporior, apakah kalian mengenal porang? Ya, porang atau iles-iles merupakan sejenis umbi-umbian yang banyak tumbuh liar karena masih jarang dikenal dan sering dianggap sebagai tumbuhan biasa atau tumbuhan liar. Padahal, umbi dari tanaman ini sangat banyak manfaatnya.
Nah, buat kamu yang penasaran akan umbi-umbian satu ini, berikut akan dibahas secara lengkap. Punya produksi porang? Kamu wajib simak artikel ini sampai habis!
Porang adalah tanaman yang masuk dalam kelompok umbi-umbian dari spesies Amorphophallus Muelleri. Ia merupakan jenis tanaman tropis dan subtropis yang dapat tumbuh hingga mencapai 1,5 meter dengan corak batang berwarna belang-belang putih dan hijau pada bagian tangkainya dan hanya dapat tumbuh di bawah pohon penyangga.
Secara morfologi, berikut ini ciri-ciri berdasarkan karakteristiknya.
Akar dari tanaman ini tidak mempunyai akar tunggal yang menyelimuti semua bagian umbinya. Apabila diperhatikan dengan saksama, akar tanaman ini akan mengering seperti mati ketika ia memasuki masa hibernasi di musim kemarau.
Batang tanaman ini memiliki tekstur yang lunak karena tidak berkamu, tetapi tegak lurus dengan belang-belang putih dan hijau.
Daunnya yang sangat majemuk dapat mencapai sepuluh helai dengan warna hijau kebiru-biruan. Di usia dua bulan, daun tanaman ini akan ditumbuhi tonjolan berwarna coklat.
Tanaman ini hanya menghasilkan satu umbi per pohon dengan bentuk lonjong berwarna kuning kecokelatan.
Walaupun tanaman ini banyak tersebar di beberapa negara, tetapi kita patut bangga, bahwa Indonesia-lah yang paling banyak memiliki jenisnya:
Jenis Amorphophallus Variabilis Sp., Campanulatus Sp., dan Oncophyllus Sp. adalah yang paling umum digunakan sebagai bahan baku beragam olahan makanan.
Umbi tanaman ini sangat banyak manfaatnya. Di zaman penjajahan Jepang, masyarakat Indonesia dipaksa untuk mencari umbi ini guna keperluan bahan pangan dan industri Jepang. Adapun manfaatnya adalah:
Kandungan zat glukomanan dalam umbi terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara merangsang hati untuk menghasilkan garam empedu dengan cara mengambil kolesterol dalam darah.
Kandungan alkaloid dan kalsium oksalat dalam umbi terbukti mampu membantu penyerapan kalsium yang sangat berguna bagi fungsi otot dan saraf.
Zat glukomanan juga terbukti membantu pengosongan lambung menjadi lebih lambat yang dapat memberikan efek kenyang lebih lama.
Tepung umbi dari tanaman ini sangat rendah kalori, tidak mengandung gluten, tinggi serat, dan mengandung tujuh asam amino yang membuat kesehatan tubuh tetap terjaga.
Zat glukomanan juga terbukti secara ilmiah dapat membantu mengobati sembelit kronis tanpa efek samping berbahaya.
Selain bermanfaat bagi kesehatan, umbi porang juga mempunyai beragam manfaat untuk beragam kebutuhan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Kandungan konjac dalam umbinya terbukti mampu menjadi perekat yang sangat bagus untuk dijadikan lem yang ramah lingkungan dan aman.
Zat konjac juga sangat bermanfaat sebagai campuran bahan industri kertas, kain katun, cat, dan pengilap kain dengan kualitas yang baik, ramah lingkungan, serta lebih murah.
Karena mengandung zat lem alami, maka bisa digunakan sebagai bahan lapisan kapsul obat-obtan.
Zat Glukomanan juga terbukti secara ilmiah mampu membersihkan air dari gula, minyak, serta dan keloid tanpa mengubah rasa dan tekstur air tersebut.
Di Jepang, umbi ini dinamakan tepung konjac yang dijadikan sebagai bahan campuran dalam pembuatan mie shirataki yang rendah gluten.
Konjac juga biasa digunakan sebagai pengganti gelatin untuk membuat es krim lebih lembut dan tidak cepat meleleh.
Umbi porang kitengah ni naik daun dan jadi bahan perbincangan semenjak Presiden Joko Widodo menyebutnya sebagai tanaman masa depan karena kandungan nutrisinya yang cukup tinggi. Umbi tanaman ini yang awalnya tidak dilirik, kini menjadi komoditas yang cukup menjanjikan secara ekonomi.
Harga umbi dari tanaman ini berkisar Rp13.000/kilo, walau kini mengalami penurunan semenjak pandemi menjadi Rp7.000/kilo. untuk menangani anjloknya harga umbi satu ini, pemerintah membentuk asosiasi pengolahan porang dalam negeri agar harganya lebih mudah dikendalikan.
Presiden Joko Widodo meminta kepada para eksportir agar tidak mengekspor porang dalam bentuk umbi, melainkan harus diekspor dalam bentuk olahan seperti tepung, beras shirataki agar keuntungan yang diperoleh juga bisa berkali-kali lipat.
Umbi tanaman ini kini menjadi primadona ekspor sebagai komoditas petani unggulan karena jadi incaran banyak negara seperti Jepang, Australia, Vietnam, Taiwan, Cina, Korea, dan Amerika. Ia biasa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kosmetik, makanan, obat-obatan, hingga bahan baku berbagai kebutuhan industri.
Di tahun 2022, nilai ekspor umbi tanaman ini mencapai 1,42 triliun dan terus mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya mencapai ratusan miliar. Karena tingginya potensi ekspor, kini tanaman ini dikembangkan sebagai salah satu komoditas strategis dalam sektor pertanian rakyat.
Nah, itulah pembahasan lengkap tentang tanaman porang dan umbinya yang sangat laris di pasar mancanegara karena beragam manfaatnya yang sangat luar biasa.