Pengolahan Sabut Kelapa dan Potensi Ekspornya Luar Biasa - Exporthub

Pengolahan Sabut Kelapa dan Potensi Ekspornya Luar Biasa

Pengolahan Sabut Kelapa dan Potensi Ekspor Luar Biasa

Female hands holding single ripe coconut on wooden surface. High quality photo

Pengolahan sabut kelapa yang baik akan menghasilkan produk olahan sabut yang berkualitas. Tanpa pengolahan, sabut kelapa hanya limbah yang sering kita lihat hanya dengan sebelah mata.

Selama ini kita hanya tahu bahwa pemanfaatan pohon kelapa hanya pada buah kelapa saja. Pdahal, sabut kelapa tak kalah banyak manfaatnya, lo. Kamu mau tahu lebih dalam soal sabut kelapa, mulai dari manfaat dan potensi ekonominya? Yuk, kita cari tahu di artikel ini! 

Pengertian Sabut Kelapa dan Hasil Produknya

Pengertian Sabut Kelapa dan Hasil Produknya

Serat sabut kelapa (coco fiber) adalah produk yang berasal dari pemisahan epicarp dan mesocarp.  Limbah sabut biasa dibuang begitu saja, namun sebenarnya memiliki manfaat ekonomi yang sangat besar. Kita bisa membuat sabut kelapa menjadi produk sapu, tali, serbuk sabut kompos, hingga keset. Masyarakat yang telah memanfaatkan limbah ini adalah penduduk Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Hasil dari pengolahan sabut kelapa sabut kelapa salah satunya menjadi produk rumah tangga. Bahkan, sabut kelapa diolah menjadi gabus, yang kemudian disulap menjadi kompos, particle board (hardboard), dan cocopeat. Sabut kelapa memiliki bernilai ekonomis. Serat tersebut yang sangat menjadi incaran pelaku usaha karena sabut sebagai bahan baku untuk jok mobil, pot, matras, furniture, dan lain sebagainya. 

Cara Pengolahan Sabut Kelapa 

Cara Pengolahan Sabut Kelapa 

Seiring dengan pesatnya teknologi, produksi sabut kelapa menjadi primadona negara tetangga, lo. Bahkan mempunyai harga yang tinggi. Selama ini, Indonesia masih mengekspor sabut kelapa mentah. 

Padahal, kita bisa mengaplikasikan sabut sebagai bahan yang ramah lingkungan, misalnya untuk menutup bekas tanah galian tambang agar tanah tersebut bisa menjadi media tanam dan tidak tercemar oleh limbah lain. Hebatnya lagi, sekarang sabut ini bisa menjadi cocomatras, yakni untuk bahan matras atau spring bed. 

Semua produk tersebut didapatkan dari pengolahan sabut kelapa yang baik dan benar. Pengolahan sabut kelapa memiliki empat tahap, yaitu tahap persiapan, pelunakan sabut, dan pemisahan. Bagi kamu yang ingin mengolahnya, berikut ini adalah beberapa proses pengolahan untuk limbah sabut. 

Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, potong secara membujur limbah sabut menjadi lima bagian, kemudian potong juga ujungnya yang keras. Rendam sabut selama tiga hari sehingga bagian gabus membusuk dan mudah terpisah dari serat. 

Pelunakan Sabut

Ada dua cara untuk melakukan pelunakan, yaitu tradisional dan modern. Kalau cara tradisional, kamu bisa memukul dengan palu hingga sabut terurai. Tahap ini sudah menghasilkan butiran gabus dari sabut. 

Jika menggunakan cara modern, kita perlu menggunakan alat hammer mill. Sebuah mesin yang secara otomatis akan menguraikan sabut hingga menjadi butiran gabus. 

Pemisahan

Dalam memisahkan bagian serat dan gabus, kamu bisa menggunakan mesin defibring machine atau mesin pemisah serat. Komponen utama mesin ini adalah silinder yang permukaannya dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi. Cara kerjanya adalah gigi-gigi mesin akan memukul dan menggaruk sabut hingga bagian seratnya terpisah. Di tahap ini akan menghasilkan butiran-butiran gabus. 

Potensi Sabut Kelapa Sabet Pasar Dunia

Potensi Sabut Kelapa Sabet Pasar Dunia

Potensi sabut kelapa sangat tinggi, terlebih lagi untuk mengekspornya. Peningkatan permintaan produk turunan kelapa di pasar global untuk bahan baku industri cukup tinggi. Pada periode Januari hingga April 2020, ekspor sabut kelapa mencapai 1,5 ribu ton. Nilainya mencapai Rp8 miliar, lo. Adapun negara importir terbesar yang memesan produk sabut kelapa adalah Tiongkok. 

Sertifikasi 100 ton sabut kelapa asal Jawa Barat juga telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Sertifikasi tersebut dilakukan untuk memenuhi syarat ekspor ke negara tujuan Tiongkok. Keseluruhan nilai ekspor yang berasal dari para petani Jawa Barat, seperti Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran mencapai Rp396 juta. Berikut ini adalah nilai masing-masing ekspor dan volumenya ke berbagai negara sepanjang tahun 2019:

Jepang 

Kita telah mengirim sabut sebanyak 16 kali dengan volume 972 ton ke negara Jepang. 

Korea Selatan 

Korea Selatan juga cukup potensial untuk kita bisa mengekspor sabut kelapa. Diketahui negara ini telah melakukan 29 kali penerimaan sabut dengan volume 164 ton. 

Thailand 

Kemudian ada Thailand yang menyusul Korea Selatan. Kita telah berhasil mengirim dua kali sabut sebanyak 18 ton. 

Sri Lanka 

Sri Lanka masih menjadi negara tujuan yang potensial untuk pengiriman sabut kelapa. Kita telah mengirim 6 ton sabut sebanyak dua kali, lo. 

Negara-negara tersebut membutuhkan sabut untuk berbagai kebutuhan, seperti bahan baku jok mobil. Tak hanya itu, mereka menggunakan limbah sabut bahan dasar kerajinan, pupuk organik dan briket, bahan bakar, hingga komponen alat penyaring air.

Permintaan akan ekspor yang terus meningkat di sepanjang bulan membuat devisa kita terus naik. Ini menjadi catatan penting bagi kita semua, bahwa kita tak bisa menyepelekan limbah sabut. Kini, limbah sabut berhasil menjadi penyumbang devisa bagi negara kita. 

Jika kamu punya pohon kelapa atau bahkan kebun pohon kelapa, jangan hanya memanfaatkan buah atau daun kelapanya saja, ya. Kamu juga bisa mengolah sabut kelapa untuk menjadi berbagai produk turunan. Semakin kamu mengolah sabut dengan baik dan tidak mengirimkan bahan mentahnya saja, maka semakin tinggi nilai jual yang bisa kamu berikan. 

Ingin Ekspor Sabut Kelapa hingga ke Berbagai Negara? Ayo, Bergabung Bersama AeXI untuk Terjun ke Pasar Ekspor!

Gabung dengan AEXI Sekarang!